Bacaan Surah Yusuf - Syeikh Saad Said Al-Ghamidi
Isi Kandungan Surah Yusuf
- Keimanan: Kenabian Yusuf a.s. dan mukjizat-mukjizatnya; ketentuan yang berhubungan dengan keagamaan adalah hak Allah semata-mata; qadha Allah tak dapat diubah; para rasul semuanya lelaki.
- Hukum-hukum: Keharusan merahsiakan sesuatu untuk menghindari fitnah; barang dan anak temuan wajib dipelihara dan tidak boleh dibiarkan; boleh melakukan helah yang tidak merugikan orang lain untuk memperoleh sesuatu kemaslahatan.
- Kisah-kisah: Riwayat Nabi Yusuf a.s. bersaudara dengan orang tua mereka Yaakub a.s.
- Dan lain-lain: Beberapa unsur teladan yang mulia yang dapat diambil dari cerita Yusuf a.s: persamaan antara agama para nabi-nabi ialah tauhid.
Terjemahan Surah Yusuf
Surah 12, Surah Yusuf (Nabi Yusuf) : 111 ayat.
(Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani).
12-1: Alif, Lam, Ra. Inilah ayat-ayat daripada kitab (al-Qur’an) yang jelas nyata.
12-2: Sesungguhnya Kami (Allah) turunkannya, (sebagai) al-Qur’an berbahasa Arab, supaya kamu memikirkannya.
12-3: Kami (Allah) ceritakan kepada engkau sebaik-baik kisah daripada apa yang Kami (Allah) wahyukan kepada engkau dalam al-Qur’an ini, walaupun engkau sebelumnya termasuk orang yang lalai (tidak mengetahui mengenainya).
12-4: (Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada bapanya: “Wahai bapaku! Sesungguhnya daku melihat (bermimpi) sebelas bintang, matahari dan bulan; daku melihat semuanya bersujud kepadaku.”
12-5: Dia (bapanya) menjawab: “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan penglihatan engkau itu kepada saudara-saudara engkau, kerana nanti mereka akan merancangkan terhadap engkau sesuatu rancangan (jahat). Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
12-6: “Dan demikianlah Rab (Tuhan) engkau memilih engkau, dan mengajarkan kepada engkau pengertian mimpi dan akan disempurnakan nikmat-Nya (Allah) kepada engkau dan kepada keluarga Ya’qub, sebagaimana telah disempurnakan-Nya (Allah) kepada dua bapa engkau yang terdahulu, Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Rab (Tuhan) engkau adalah al-’Alim (Maha Mengetahui), lagi al-Hakim (Maha Bijaksana).”
12-7: Sesungguhnya pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya itu terdapat tanda-tanda (iktibar) bagi orang yang bertanya.
12-8: (Ingatlah) ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dikasihi oleh bapa kita daripada kita semua, padahal kita lebih ramai. Sesungguhnya bapa kita benar-benar dalam kesalahan yang nyata.”
12-9: “Bunuhlah Yusuf atau buangkan dia ke satu bumi (tempat yang jauh), supaya perhatian bapa kamu hanya tertumpu kepada kamu sahaja, kemudian kamu jadilah orang yang salih.”
12-10: Seorang juru bicara antara mereka berkata: “Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi buangkan dia ke dasar perigi, supaya nanti dia dipungut oleh pengembara, jika kamu mahu melakukannya.”
12-11: Mereka berkata: “Wahai bapa kami! Mengapakah engkau tidak mempercayai kamu mengenai Yusuf, padahal kami benar-benar ikhlas kepadanya.”
12-12: “Benarkanlah dia bersama-sama kami besok, (pergi) makan-makan dan bermain-main. Sesungguhnya kami akan menjaganya.”
12-13: Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya sangat menyedihkan hatiku (melihat) kamu membawa Yusuf dan aku khuatir dia (Yusuf) akan diterkam serigala, sedang kamu lalai terhadapnya.”
12-14: Mereka berkata: “Jika dia diterkam serigala, sedangkan kami ramai, sesungguhnya jika demikian kami benar-benar menjadi orang yang rugi.”
12-15: Setelah mereka membawa dia (Yusuf) pergi, dan mereka telah bersepakat mencampakkannya ke dasar perigi, dan Kami (Allah) mewahyukan kepadanya (Yusuf): “Sesungguhnya kelak engkau akan ceritakan kepada mereka tentang perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak menyedarinya.”
12-16: Dan setelah senja mereka pulang kepada bapa mereka sambil mereka menangis.
12-17: Mereka berkata: “Wahai bapa kami! Sesungguhnya sedang kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di sisi barang-barang kami, (tiba-tiba) dia (Yusuf) diterkam oleh serigala, tetapi tentu engkau tidak percaya kepada kami walaupun kami berkata benar.”
12-18: Dan mereka sapukan kepada bajunya darah palsu. Dia (Ya’qub) berkata: “Tidak, malah nafsu kamu yang memudahkan kamu melakukan perkara ini. Maka sabarlah yang baik (bagiku). Dan Allah sahaja tempat memohonkan pertolongan atas apa yang kamu ceritakan itu.”
12-19: Dan datanglah satu kumpulan musafir (ke perigi yang Yusuf berada di dalamnya), mereka menyuruh pengambil air mereka (mengambil lair), lalu dihulurkan timbanya. (Tiba-tiba) dia berkata: “Oh berita gembira, ini seorang anak laki-laki.” (Setelah menaikkan Yusuf) mereka kurungkannya sebagai barang dagangan. Dan Allah adalah al-‘Alim (Maha Mengetahui) akan apa yang mereka kerjakan itu.
12-20: Dan mereka menjualnya dengan harga yang murah, (iaitu) beberapa dirham sahaja kerana mereka tidak menghargainya.
12-21: Dan berkatalah orang yang membelinya (Yusuf), (iaitu orang) daripada Mesir kepada isterinya: “Hormatilah kedudukannya, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita atau kita jadikannya anak angkat.” Dan demikianlah Kami (Allah) tempatkan Yusuf di negeri itu kerana Kami (Allah) hendak ajarkan kepadanya (Yusuf) pengertian mimpi-mimpi. Dan Allah yang menguasai urusan-Nya (Allah) tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
12-22: Dan setelah dia (Yusuf) dewasa, Kami (Allah) anugerahkan kepadanya hikmah dan ilmu. Dan demikianlah Kami (Allah) memberi balasan kepada orang muhsinin (yang berbuat baik).
12-23: Dan wanita yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya itu merayu kepadanya (Yusuf) dengan keinginan, ditutupnya semua pintu dan dia (wanita itu) berkata (kepada Yusuf): “Mari sini kamu.” Dia (Yusuf) menjawab: “Aku berlindung kepada Allah, sesungguhnya tuan aku telah melayan aku dengan baik. Sesungguhnya orang yang zalim tidak akan berbahagia.”
12-24: Dan sesungguhnya wanita itu sangat menginginkannya (Yusuf), dan dia (Yusuf) sudah (tergoda) menginginkannya (wanita itu), kalaulah dia (Yusuf) tidak melihat tanda-tanda Rab (Tuhan)nya. Demikianlah, kerana Kami (Allah) hendak selamatkan dia (Yusuf) daripada kejahatan dan kekotoran. Sesungguhnya dia (Yusuf) termasuk hamba-hamba Kami (Allah) yang mukhlasin (ikhlas).
12-25: Dan kedua-duanya berkejaran ke arah pintu, lalu dikoyakkan kemejanya (Yusuf) daripada belakang oleh wanita itu, dan (tiba-tiba) kedua-duanya bertembung dengan tuannya (suami wanita itu) di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah balasan yang patut terhadap orang yang bermaksud jahat terhadap isterimu selain dipenjarakan atau diseksa dengan pedih?”
12-26: Dia (Yusuf) berkata: “Dia yang menggodaku, inginkan daku.” Dan seorang saksi daripada keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: “Jika kemejanya koyak di bahagian hadapan, maka wanita itulah yang benar dan dia (Yusuf) yang berdusta.”
12-27: “Tetapi jika kemejanya koyak di bahagian belakang, maka wanita itulah yang berdusta dan dia (Yusuf) yang benar.”
12-28: Maka setelah dia (suami wanita itu) melihat kemeja (Yusuf) itu koyak di bahagian belakang, dia berkata: “Sesungguhnya ini adalah tipu daya kamu (isterinya). Sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.”
12-29: “Yusuf, berpalinglah daripada (kejadian) ini (lupakan sahaja), dan kamu (isterinya) mohonlah ampun atas dosa kamu, sesungguhnya kamu bersalah.”
12-30: Dan wanita-wanita di kota berkata: “Isteri pembesar negeri menggoda anak muda yang dipeliharanya, inginkan dirinya. Dia telah mabuk kerana cinta. Sesungguhnya kita melihatnya dalam kesesatan yang nyata.”
12-31: Maka apabila dia (wanita itu) mendengar celaan mereka itu, diundangnya wanita-wanita itu dan disediakannya untuk mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada mereka masing-masing sebilah pisau, lalu dia (wanita itu) berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah engkau kepada mereka.” Apabila mereka (wanita-wanita itu) melihatnya (Yusuf), mereka terpesona dengan (keindahan rupa)nya, dan mereka (tanpa disedari) memotong tangan mereka, dan mereka berkata: “Maha Sempurna Allah. Ini bukan manusia. Ini tidak lain melainkan malaikat yang mulia.”
12-32: Dia (wanita itu) berkata: “Inilah dia (orangnya) yang kerananya kamu mencela aku. Aku telah merayu kepadanya, inginkan dirinya namun, hatinya tetap teguh. Dan sekiranya dia ingkar kepada perintahku nescaya dia akan dipenjarakan dan dia termasuk orang yang hina.”
12-33: Dia (Yusuf) berkata: “Rabbi (wahai Tuhanku)! Penjara lebih aku sukai daripada apa yang mereka ajak aku kepada (melakukan)nya. Dan jika tidaklah Engkau (Allah) palingkan daripadaku tipu daya mereka, nescaya rebahlah aku kepada mereka dan jadilah aku termasuk orang yang jahil.”
12-34: Maka Rab (Tuhan)nya memperkenankannya (doa Yusuf itu), lalu dipalingkan tipu daya mereka (perempuan-perempuan itu) daripadanya (Yusuf). Sesungguhnya Dia (Allah) adalah al-Sami’ (Maha Mendengar), lagi al-‘Alim (Maha Mengetahui).
12-35: Kemudian timbul pada (fikiran) mereka, sesudah melihat tanda-tanda itu, bahawa dia (Yusuf) mesti dipenjarakan hingga ke satu waktu.
12-36: Dan masuk penjara bersama dia (Yusuf) dua orang pemuda. Salah seorang daripada mereka berkata: “Sesungguhnya aku bermimpi memerah anggur.” Dan yang seorang lagi berkata: “Aku bermimpi menjunjung roti di atas kepalaku, burung memakan sebahagian daripadanya. Terangkan kepada kami pengertiannya. Sesungguhnya kami lihat engkau adalah seorang muhsinin (yang suka berbuat baik).”
12-37: Dia (Yusuf) berkata: “Tidaklah sampai kepada kamu berdua makanan yang diberikan kepada kamu melainkan aku (dapat) menerangkan kepada kamu takwilnya (jenis makanan itu) sebelum ia sampai kepada kamu. Itulah yang telah diajarkan oleh Rab (Tuhan)ku kepadaku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan milah (kepercayaan) kaum yang tidak beriman kepada Allah dan mereka (juga) mengingkari hari akhirat.”
12-38: “Dan aku mengikuti milah (kepercayaan) bapa-bapaku Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub. Kami sekali-kali tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu. Itulah kurniaan Allah kepada kami dan kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukurinya.”
12-39: “Wahai kedua sahabatku! Adakah tuhan yang berbagai-bagai itu lebih baik atau Allah al-Wahid (Yang Maha Esa), lagi al-Qahhar (Maha Perkasa)?”
12-40: “Kamu tidak mempertuhankan yang selain Allah kecuali nama-nama yang kamu dan nenek moyang kamu namakan sahaja, (padahal) Allah tidak menurunkan keterangan mengenainya (nama-nama tersebut). Tidak ada ketentuan melainkan kepunyaan Allah. Dia (Allah) memerintahkan agar kamu tidak mempertuhankan selain Dia (Allah). Itulah al-din (agama) yang betul, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
12-41: “Wahai kedua sahabatku sepenjara! Salah seorang daripada kamu berdua akan (kembali) memberi minuman arak kepada tuannya, dan yang seorang lagi akan disalib lalu burung memakan bahagian kepalanya. Telah ditentukan perkara yang kamu berdua tanyakan kepadaku itu.”
12-42: Dan dia (Yusuf) berkata kepada salah seorang daripada mereka, yang dijangkakan akan selamat: “Laporkan (hal)ku kepada tuanmu.” Maka syaitan menjadikan dia lupa (untuk melaporkan tentang Yusuf) di hadapan tuannya. Maka tinggallah dia (Yusuf) di dalam penjara beberapa tahun lamanya.
12-43: Dan Raja berkata: “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor lembu yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor lembu yang kurus, dan tujuh tangkai yang hijau serta tujuh tangkai lainnya yang kering. Wahai sekalian orang yang terkemuka! Berikanlah kepadaku pengertian tentang mimpiku itu, jika kamu mempunyai pengertian tentang mimpi.”
12-44: Mereka menjawab: “(Itu) adalah mimpi yang kacau, dan kami tidak ada pengetahuan tentang pengertian mimpi sedemikian.”
12-45: Dan berkata orang yang selamat antara kedua-duanya (yang di dalam penjara bersama Yusuf dahulu), apabila dia teringat (kepada Yusuf) setelah beberapa lama (masa berlalu): “Aku akan terangkan kepada tuan sekalian tentang pengertian mimpi itu, (sebab itu) utuslah aku (kepada (Yusuf).”
12-46: “Yusuf, wahai orang yang benar! Terangkanlah kepada kami pengertian tentang tujuh ekor lembu yang gemuk dimakan semuanya oleh tujuh ekor lembu yang kurus, dan tujuh tangkai yang hijau serta (tujuh tangkai) yang lainnya kering, supaya aku kembali kepada orang itu, mudah-mudahan mereka akan mengetahui.”
12-47: Dia (Yusuf) berkata: “Kamu akan bercucuk tanam selama tujuh tahun dengan bekerja keras. Maka apa yang sudah kamu tuai biarkan sahaja di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.”
12-48: “Kemudian akan datang sesudah itu, tujuh (tahun) yang amat sukar, yang akan menghabiskan (makanan) yang kamu sediakan bagi mereka, kecuali sedikit daripada yang kamu simpankan.”
12-49: “Kemudian sesudah itu, akan datang satu tahun di mana manusia diberikan hujan dan di masa itu mereka memerah (anggur).”
12-50: Dan raja berkata: “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku.” Maka apabila utusan itu datang kepadanya (Yusuf), dia (Yusuf) berkata: “Kembalilah kepada tuanmu, tanyakan kepadanya, bagaimanakah halnya wanita-wanita yang telah memotong tangan mereka, sesungguhnya Rab (Tuhan)ku adalah al-‘Alim (Maha Mengetahui) akan tipu daya mereka.”
12-51: Raja berkata (kepada wanita-wanita berkenaan): “Bagaimanakah perkara (yang sebenar) ketika kamu menggoda Yusuf, (kamu) inginkan dirinya?” Mereka menjawab: “Maha Sempurna Allah! Kami tidak mengetahui ada keburukan padanya (Yusuf).” Berkata isteri pembesar itu: “Sekarang jelaslah kebenaran, (sebenarnya) aku (isteri pembesar) yang merayu-rayu inginkan dirinya, sedangkan dia (Yusuf) termasuk golongan siddiqin (orang yang benar).”
12-52: “Dengan demikian itu, dia (Yusuf) mengetahui bahawa aku (isteri pembesar) tidak mengkhianatinya (tidak menyalahkannya) walaupun dia (Yusuf) tidak ada, dan Allah tidak akan memberi petunjuk terhadap tipu daya orang yang khianat.”
JUZUK 13
12-53: “Dan bukanlah aku (isteri pembesar itu) mahu membebaskan diriku (daripada kesalahan), kerana (aku mengakui bahawa) sesungguhnya nafsu ammarah sangat mengajak kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rab (Tuhan)ku, sesungguhnya Rab (Tuhan)ku adalah al-Ghafur (Maha Pengampun), lagi al-Rahim (Maha Mengasihani).
12-54: Dan raja berkata: “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, aku mahu jadikannya orang yang rapat denganku.” Maka setelah dia (raja) bercakap-cakap dengannya (Yusuf), dia (raja) berkata: “Sesungguhnya engkau mulai hari ini (menjadi) orang yang berpangkat dan dipercayai di sisi kami.”
12-55: Dia (Yusuf) berkata: “Lantikkanlah daku pada (menguruskan) perbendaharaan negara, sesungguhnya aku (dibimbing Allah menjadi) pengurus yang berpengetahuan.”
12-56: Dan demikianlah Kami (Allah) berikan kedudukan kepada Yusuf di negeri itu, dia (Yusuf) boleh pergi ke mana sahaja yang dia kehendaki. Kami (Allah) limpahkan rahmat Kami (Allah) kepada sesiapa sahaja yang Kami (Allah) kehendaki dan Kami (Allah) tidak mempersia-siakan pahala orang muhsinin (yang berbuat kebaikan).
12-57: Dan balasan di akhirat itu lebih baik bagi orang yang beriman dan mereka juga bertakwa.
12-58: Dan saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) lalu mereka masuk menghadapnya. Dia (Yusuf) mengenali mereka tetapi mereka tidak mengenalinya.
12-59: Dan setelah dia (Yusuf) menyediakan bekalan mereka, dia (Yusuf) berkata: “Bawalah kepadaku saudara kamu yang satu bapa dengan kamu (saudara tiri). Bukankah kamu sudah melihat bahawa aku menyempurnakan sukatan dan aku sebaik-baik penerima tetamu?”
12-60: “Dan jika kamu tidak membawanya kepadaku, kamu tidak akan menerima bekalan daripadaku dan janganlah kamu datang kepadaku.”
12-61: Mereka berkata “Kami akan memujuk ayahnya (untuk membawanya ke Mesir), dan sungguh kami akan lakukannya.”
12-62: Dan dia (Yusuf) berkata kepada budak-budak suruhannya: “Masukkan pembayaran (barang-barang tukaran) mereka ke dalam guni mereka supaya mereka mengetahuinya apabila mereka pulang kepada keluarga mereka, mudah-mudahan mereka akan kembali.”
12-63: Setelah mereka kembali kepada bapa mereka, mereka berkata: “Wahai bapa kami! Kami tidak akan diberi lagi sukatan (bekalan), sebab itu izinkan saudara kami (pergi) bersama kami supaya kami boleh mendapatkan sukatan, dan sesungguhnya kami akan menjaganya.”
12-64: Dia (Ya’qub) berkata: “Bagaimanakah aku akan mengamanahkan dia (Bunyamin) kepada kamu, bukankah aku telah mengamanahkan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu? Allah jualah sebaik-baik al-Hafiz (Penjaga) dan Dia (Allah) jua sebaik-baik Mengasihani antara semua yang mengasihani.
12-65: Dan apabila mereka membuka barang-barang mereka, mereka mendapati pembayaran mereka dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata: “Wahai bapa kami! Apa lagi yang kita kehendaki, ini pembayaran (barang-barang tukaran) kita dikembalikan kepada kita. Dan kami akan dapat membiayai keluarga kami, dan kami akan jaga saudara kami, dan kami akan meminta tambahan sukatan (sebanyak yang diangkut oleh) seekor unta, itu adalah sukatan yang mudah.”
12-66: Dia (Ya’qub) berkata: “Aku tidak akan mengizinkan dia (pergi) bersama-sama kamu sehingga kamu berikan kepadaku satu perjanjian atas (nama) Allah bahawa kamu akan membawanya pulang kepadaku, kecuali jika kamu dikepung (musuh).” Setelah mereka memberikan perjanjian kepadanya (Ya’qub), dia pun berkata: “Allah menjadi saksi terhadap apa yang kamu katakan.”
12-67: Dan dia (Ya’qub) berkata: “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk melalui satu pintu (sahaja), tetapi masuklah melalui pintu-pintu yang berlainan, (walau bagaimana pun) aku tidak dapat melepaskan kamu daripada (ketentuan) Allah sedikit pun. Kepada-Nya (Allah) aku bertawakal, dan kepada-Nya bertawakal sekalian orang yang bertawakal.”
12-68: Dan ketika mereka masuk menurut yang diperintahkan oleh bapa mereka namun, ia tidak melepaskan mereka daripada (kehendak) Allah sedikit pun, (yang demikian) hanyalah hajat (keinginan) Ya’qub yang Dia (Allah) sampaikannya. Dan sesungguhnya dia (Ya’qub) mempunyai pengetahuan kerana Kami (Allah) telah mengajarkan kepadanya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
12-69: Dan apabila mereka (saudara-saudara Yusuf) telah masuk kepada Yusuf, dia (Yusuf) membawa saudaranya (Bunyamin, iaitu saudara Yusuf satu ibu dan satu bapa) kepadanya (ke tempatnya). Dia (Yusuf) berkata: “Sesungguhnya aku adalah saudaramu, maka janganlah engkau berdukacita terhadap apa yang mereka telah lakukan.”
12-70: Maka ketika dia (Yusuf) sediakan bekalan untuk mereka (saudara-saudara Yusuf), dimasukkannya piala ke dalam guni saudaranya (saudara Yusuf satu ibu dan satu bapa itu), kemudian berserulah orang yang menyeru: “Wahai kafilah! Sesungguhnya kamu adalah pencuri.”
12-71: Mereka (saudara-saudara Yusuf) bertanya, sambil menghadap kepada mereka (penyeru-penyeru itu): “Apakah barang kamu yang hilang itu?”
12-72: Mereka (penyeru-penyeru itu) berkata: “Kami kehilangan piala raja dan siapa yang mengembalikannya akan dihadiahkan (bekalan) satu muatan unta dan aku yang menjadi penjaminnya.”
12-73: Mereka (saudara-saudara Yusuf) menjawab: “Demi Allah! Sesungguhnya kamu sendiri tahu bahawa kami datang bukan untuk membuat kacau di negeri ini dan kami bukanlah pencuri.”
12-74: Mereka (penyeru-penyeru itu) berkata: “Apakah balasannya jika kamu (didapati) berdusta?”
12-75: Mereka (saudara-saudara Yusuf) berkata: “Balasannya ialah sesiapa yang pada guninya ditemui (piala yang hilang itu), maka dia sendirilah (yang menanggung) balasannya. Demikianlah kami menghukum orang yang zalim.”
12-76: Maka dia (Yusuf) mula memeriksa guni-guni mereka sebelum memeriksa guni saudaranya (sendiri). Kemudian dia (Yusuf) mengeluarkannya (piala yang hilang itu) daripada guni saudaranya. Demikianlah Kami (Allah) aturkan muslihat untuk Yusuf, (kerana) tidak sepatutnya dia (Yusuf) mengambil saudaranya menurut peraturan raja, kecuali (dengan cara) yang dikehendaki Allah. Kami (Allah) tinggikan kedudukan sesiapa yang Kami (Allah) kehendaki. Dan di atas tiap-tiap orang yang berilmu ada (lagi) yang lebih mengetahui.
12-77: Mereka berkata: “Jika dia mencuri, maka saudaranya pernah (juga) mencuri sebelum ini.” Yusuf menahan (perasaan) dalam dirinya (mendengar kata-kata saudara-saudaranya itu), tidak dinampakkan kepada mereka. Dia (Yusuf) berkata (dalam hatinya): “Kamu (berada pada) seburuk-buruk kedudukan, dan Allah lebih mengetahui apa yang kamu ceritakan itu.”
12-78: Mereka berkata: “Ya al-‘Aziz (wahai yang mulia)! Sesungguhnya dia mempunyai seorang bapa yang sudah tua, maka ambillah salah seorang daripada kami sebagai gantinya. Sesungguhnya kami lihat engkau adalah seorang muhsinin (yang baik-baik).”
12-79: Dia (Yusuf) menjawab: “Kami berlindung kepada Allah daripada menahan (orang) melainkan sesiapa yang kami temui barang kami padanya. Sesungguhnya jika kami berbuat demikian nescaya jadilah kami orang yang berbuat aniaya.”
12-80: Maka setelah mereka berputus asa terhadapnya (keputusan Yusuf), mereka pergi menyendiri (berunding sesama sendiri) dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang paling tua antara mereka: “Tidakkah kamu ingat bahawa bapa kamu telah mengambil perjanjian daripada kamu dengan (nama) Allah, padahal sebelum ini kamu telah mengkhianati Yusuf? Aku tidak akan sekali-kali meninggalkan negeri ini sehinggalah diberi izin oleh bapaku atau Allah mendatangkan ketentuan bagiku. Dan Dia (Allah) adalah sebaik-baik al-Hakim (Penghukum) antara yang menghukum.”
12-81: “Kembalilah kamu kepada bapa kamu dan katakanlah padanya: ‘Wahai bapa kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri, dan kami tidak menyaksikan melainkan apa yang kami ketahui dan kami tidak dapat menjaga perkara yang ghaib.”
12-82: “Dan tanyalah kepada (penduduk) negeri yang kami berada di sana, dan (tanyalah) kafilah yang kami jumpai di negeri itu, sesungguhnya kami adalah orang yang benar.”
12-83: Dia (Ya’qub) berkata: “Bahkan, nafsu kamu sendiri yang memudahkan kamu melakukan sesuatu hal. Maka kesabaran yang baik (bagiku), semoga Allah akan menghantar mereka sekalian kepadaku. Dia (Allah) adalah al-’Alim (Maha Mengetahui), lagi al-Hakim (Maha Bijaksana).”
12-84: Dan dia (Ya’qub) berpaling daripada mereka sambil berkata: “Alangkah dukacitanya aku atas Yusuf,” dan kedua-dua belah matanya menjadi putih lantaran kesedihan, tetapi dia menahan (perasaannya).”
12-85: Mereka berkata: “Demi Allah! Engkau sentiasa mengingati Yusuf sehingga engkau (menjadi) sakit-sakit atau engkau termasuk orang yang binasa.”
12-86: Dia (Ya’qub) berkata: “Aku hanya mengadukan kesusahan dan kesedihanku kepada Allah, dan aku mengetahui daripada Allah apa yang kamu tidak ketahui.”
12-87: “Wahai anak-anakku! Pergilah dan selidikilah berita mengenai Yusuf dan saudaranya, dan jangan kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa daripada rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”
12-88: Maka apabila mereka masuk kepadanya (menemui Yusuf), mereka berkata: “Ya al-‘Aziz (wahai yang mulia)! Kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan, dan (sekarang) kami datang membawa barang yang tidak berharga, maka berilah sukatan (bekalan/tukaran) untuk kami dan bersedekahlah kepada kami. Sesungguhnya Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersedekah.”
12-89: Dia (Yusuf) berkata: “Adakah kamu ingat apa yang kamu telah lakukan kepada Yusuf dan saudaranya ketika kamu masih jahil?”
12-90: Mereka berkata: “Adakah engkau ini sebenarnya Yusuf?” Dia (Yusuf) menjawab: “Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah memberikan kurnia kepada kami. Sesungguhnya sesiapa bertakwa dan bersabar, pasti Allah tidak mempersia-siakan balasan baik bagi orang muhsinin (yang berbuat kebaikan).”
12-91: Mereka berkata: “Demi Allah! Sesungguhnya Allah telah melebihkan engkau daripada kami, dan sesungguhnya kami ini adalah orang yang bersalah.”
12-92: Dia (Yusuf) berkata: “Tidak ada apa-apa (tuntutan) atas kamu mulai hari ini, mudah-mudahan Allah mengampunkan kamu. Dan Dia (Allah) adalah yang paling Mengasihani antara sekalian yang mengasihani.”
12-93: “Bawalah kemejaku ini dan letakkannya pada muka bapaku, nanti dia akan melihat kembali dan bawalah kepadaku keluarga kamu semuanya.”
12-94: Dan apabila kafilah (saudara-saudara Yusuf) itu berangkat (meninggalkan Mesir), bapa mereka (Ya’qub) berkata: “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku nyanyuk.”
12-95: Mereka (keluarga Ya’qub) berkata: “Demi Allah, sesungguhnya engkau masih di dalam kekeliruan engkau yang lama juga.”
12-96: Maka apabila pembawa khabar gembira itu datang (kepada Ya’qub), diletakkannya (kemeja Yusuf) pada mukanya (Ya’qub), maka dia (Ya’qub) dapat melihat kembali. Dia (Ya’qub) berkata: “Bukankah aku sudah katakanlah kepada kamu bahawa aku mengetahui daripada Allah apa yang kamu tidak ketahui?”
12-97: Mereka berkata: “Wahai bapa kami! Mohonkanlah keampunan bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah.”
12-98: Dia (Ya’qub) berkata: “Aku akan mohonkan keampunan bagi kamu kepada Rab (Tuhan)ku, sesungguhnya Dia (Allah) adalah al-Ghafur (Maha Pengampun), lagi al-Rahim (Maha Mengasihani).”
12-99: Maka apabila mereka masuk kepada Yusuf, dia (Yusuf) memeluk kedua ibu bapanya sambil berkata: “Masuklah ke Mesir, insya’llah dalam keadaan aman.”
12-100: Dan dia (Yusuf) membawa kedua ibu bapanya naik ke atas singgahsana, lalu mereka (saudara-saudara Yusuf) meniarap bersujud, dia (Yusuf) berkata: “Wahai bapaku! Inilah pengertian mimpiku dahulu, Allah telah menjadikannya kenyataan. Dan Dia (Allah) telah berbuat baik kepadaku ketika Dia (Allah) membebaskan daku daripada penjara. Dan Dia (Allah) membawa kalian daripada dusun sesudah syaitan mengganggu antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Rab (Tuhan)ku adalah al-Latif (Maha Lemah Lembut) terhadap apa yang Dia (Allah) kehendaki. Sesungguhnya Dia (Allah) adalah al-’Alim (Maha Mengetahui, lagi al-Hakim (Maha Bijaksana).”
12-101: “Rabbi (wahai Tuhanku)! Sesungguhnya Engkau (Allah) telah kurniakan kepadaku kerajaan dan Engkau (Allah) ajarkan kepadaku pengertian mimpi. Wahai Pencipta langit dan bumi, Engkau (Allah) jua al-Waliyy (Pelindung) bagiku di dunia dan di akhirat. Matikan daku sebagai Muslim dan hubungkan daku dengan orang yang salih.”
12-102: Demikian itu sebahagian berita ghaib yang Kami (Allah) wahyukan kepada engkau (Muhammad saw), padahal engkau tidak hadir bersama mereka ketika mereka berpakat pada urusan mereka itu, dan mereka sedang mengatur tipu daya.
12-103: Dan kebanyakan manusia itu tidak mahu beriman, walaupun engkau sangat menginginkan (yang demikian).
12-104: Sedangkan engkau tidak meminta upah kepada mereka, tidak lain ia adalah peringatan bagi sekalian alam.
12-105: Dan terlalu banyak tanda-tanda di langit dan di bumi yang mereka temui namun, mereka tetap berpaling daripadanya.
12-106: Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, sebaliknya mereka (menjadi) musyrik.
12-107: Adakah mereka merasakan terlepas daripada azab Allah, atau kedatangan kiamat secara tiba-tiba, sedang mereka tidak menyedarinya?
12-108: Katakanlah: “Inilah jalanku, aku seru kepada Allah dengan basirah (pandangan yang jelas), dan (demikian juga) orang yang mengikuti daku. Dan Subhana’llah (Maha Suci Allah)! Dan aku bukan daripada golongan yang musyrik.”
12-109: Dan Kami (Allah) tidak utuskan sebelum engkau, melainkan orang lelaki daripada kalangan penduduk negeri itu (sendiri), yang Kami (Allah) berikan wahyu kepada mereka. Mengapakah mereka tidak berjalan di muka bumi untuk melihat kesudahan orang sebelum mereka? Dan sesungguhnya negeri akhirat lebih baik bagi orang yang bertakwa. Apakah kamu tidak memikirkannya?
12-110: Sehingga apabila para rasul tidak menaruh harapan lagi dan beratlah sangkaan mereka bahawa mereka didustakan, lalu datanglah pertolongan Kami (Allah) kepada mereka, dan Kami (Allah) selamatkan sesiapa yang Kami (Allah) kehendaki, dan tidak dapat ditolak seksaan Kami (Allah) terhadap orang yang berdosa.
12-111: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka ada pengajaran bagi ulul-albab (orang yang mempunyai fikiran yang mendalam), ia (al-Qur’an) bukanlah cerita rekaan tetapi membenarkan apa yang sebelumnya dan (sebagai) penjelasan bagi tiap sesuatu, (juga) petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih sudi komen yang baik-baik ^_^